Shinta Widyaningrum Juarai Tenaga Kesehatan Teladan Kategori Sanitarian Kabupaten Lebak melalui “Jaro Kasep”
adminsitrator | 13 Mei 2024 | Dibaca 295 kali

Pelaksanaan Kegiatan "Jaro Kasep"

Masih tingginya angka buang air besar sembarang tempat atau open defecation memperlihatkan rendahnya akses masyarakat pada jamban sehat. Dampak dari rendahnya akses masyarakat pada jamban sehat nyata pada kesehatan masyarakat, yakni tingginya angka kesakitan penyakit berbasis lingkungan seperti diare, hingga ke sektor ekonomi. Salah satu strategi yang diterapkan dalam memberantas dan menanggulangi penyakit adalah dengan penerapan intervensi sanitasi. Penerapan strategi sanitasi tersebut dikenal dengan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Keberhasilan program STBM di masyarakat dapat diukur dengan pencapaian indikator/jumlah/persentase desa melaksanakan STBM dan Kelurahan Stop Buang Air Besar (SBS). Pada tahun 2020, sebanyak 157 (45,5%) desa telah melaksanakan STBM dari 405 desa/kelurahan dan sebanyak 47 desa yang sudah menerapkan SBS di Kab Lebak. Salah satu pilar (kondisi yang ingin dicapai) STBM yaitu tidak buang air besar sembarangan (BABS).

UPTD Puskesmas Cisimeut merupakan bagian dari Kecamatan Leuwidamar dengan wilayah kerja binaan terdiri dari 6 desa. Masih ada desa dengan akses kepemilikan sarana sanitasi (jamban keluarga) yang rendah yaitu di Desa Kanekes dimana akses jamban sehat masih di bawah 70 %. Sedangkan 4 desa lainnya seperti Desa Cisimeut, Desa Nayagati, Desa Margawangi dan Desa Bojongmenteng untuk akses jamban sehat sudah di atas 70%. Masih rendahnya cakupan kepemilikian sanitasi dasar ini selain faktor ekonomi dikarenakan masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang pengetahuan dan pemahaman mengenai sanitasi dasar yang sehat.

Sebagai upaya dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya sanitasi bagi kesehatan, Shinta Widyaningrum, sanitarian yang bertugas di Puskesmas Cisimeut berusaha melakukan dengan pendekatan Community Led Total Sanitation (CLTS) atau istilah lain adalah Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Pendekatan STBM ini menitikberatkan kepada fasilitasi atas suatu proses untuk menyemangati serta memberdayakan masyarakat setempat untuk tidak buang air besar di tempat terbuka melalui cara Jamban Gotong Royong Keluarga Sehat Produktif (Jaro Kasep) di Desa Cisimeut Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak.

Kegiatan pemicuan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak sudah mencakup hampir seluruh desa di wilayah Kabupaten Lebak telah terpicu atau terpapar oleh Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Untuk kegiatan pemicuan STBM di wilayah Puskesmas Cisimeut dimulai pada bulan Agustus Tahun 2021, Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak juga mengadakan Sosialisasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan pertemuan penggalangan komitmen Desa ODF di Kecamatan Leuwidamar pada bulan November 2021.

Sebagai tindak lanjut kegiatan pelatihan STBM ini maka pada bulan November 2021 terdapat kegiatan pemicuan langsung ke masyarakat, dalam hal ini di pilihlah Kp. Monggor Kacapi RT 03 RW 06, pemilihan Kp. Monggor Kacapi ini karena pada Kp. Monggor Kacapi ini masih terdapat warganya BAB Sembarangan di kebun dan di sungai. Kader akan diajak turun ke lapangan yang telah ditentukan oleh Sanitarian dimana masyarakatnya belum memiliki Jamban atau masih BAB Sembarangan. Disini lah akan terlihat seperti apa pemicuan STBM dimana tiap kader mempunyai peran masing- masing, ada yang ditunjuk sebagai fasilitator, penjaga situasi, menyiapkan alat-alat untuk pemetan dan ada yang mencatat hasil dari masyarakat yang terpicu. Kerjasama tim dalam hal ini sangat dibutuhkan. Setelah ada masyarakat yang terpicu mereka diminta untuk membuat komitmen kapan akan mulai membangun dan kapan rencana selesai pekerjaan. Semua direncanakan dan ditentukan oleh masyarakat itu sendiri mulai dari bentuk dan lokasi Jamban. Monitoring rutin selanjutnya juga dilaksanakan oleh petugas sanitarian di wilayah Puskesmas Cisimeut kerja masing-masing.

Kegiatan pembangunan jamban keluarga melalui program Jamban Gotong Royong Keluarga Sehat Produktif (Jaro Kasep) ini adalah upaya untuk meningkatkan akses sanitasi yang layak bagi masyarakat yang sudah terpicu ingin membuat jamban namun terkendala biaya atau perpenghasilan sangat rendah. Sarana yang dibangun meliputi septik tank dan jamban leher angsa dengan memanfaatkan cetakan septik tank yang dimiliki oleh Puskesmas dan biaya pembangunan bersumber dari masyarakat dan donatur. Dampak Implementasi Pilar Pertama STBM melalui Jamban Gotong Royong Keluarga Sehat Produktif (Jaro Kasep) di Desa Cisimeut telah meningkatkan akses sanitasi dari tahun 2022 sampai dengan 2023 sebanyak 15 unit sarana jamban keluarga yang sudah di rasakan oleh 19 KK. Dinas Kesehatan mendukung penuh Shinta Widyaningrum, SKM yang saat ini masih menjalani proses penilaian Tenaga Kesehatan Teladan Kategori Sanitarian di Tingkat Provinsi untuk mendapatkan hasil terbaik.

BAGIKAN :